Lima Puluh Orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Kabupaten Serang, yang mengantongi Surat Keputusan (SK) telah mengikuti prajabatan untuk Golongan III Angkatan VIII pada tanggal 09 Februari sampai dengan 03 Maret 2009.

Inilah kenangan, pesan, dan celotehnya selama di Kawah Candradimuka PKPRI Rau Jl. Tb. H. Sueb Cigabus Serang Provinsi Banten.


Buku Tamu "Silahkan Isi"

16 Juni 2009

Depdagri Bentuk Tim Khusus Awasi PNS

Pengawasan netralitas PNS selama pemilu akan dilakukan pihaknya bersama dengan Panwaslu.
Departemen Dalam Negeri meminta semua daerah untuk mengawasi pegawai negeri sipil dalam kampanye pemilu.
“PNS harus netral dalam pemilu dalam pemilu ini,” ujar sekjen Depdagri Diah Anggraeni saat dihubungi VIVAnews, Minggu 8 Maret 2009.Menurutnya, saat ini Depdagri telah membentuk tim khusus untuk mengawasi netralitas PNS. Dilingkungan departemen, netralitas PNS akan diwasi oleh inspektorat jendral.
Sedangkan ditingkat daerah, pengawasan akan dilakukan oleh Bawasda dan inspektorat daerah. “Pokoknya masing-masing masing intansi saling mengawasi pegawainya,” tandasnya.
Sementara itu Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Barat Lex Laksamana menyatakan, pengawasan netralitas PNS selama pemilu akan dilakukan pihaknya bersama dengan panitia pengawas pemilu.
“Penyidik pegawai negeri sipil dan satpol PP, telah diintruksikan untuk bekerja ekstra selama pemilu. Agar semua PNS dapat bekerja sesuai treknya yang menjungjung tinggi nilai-nilai disiplin,” ujarnya.
Wilayahnya juga tengah gencar melakukan sosialisasi kepada para PNS agar tetap netral.

Laporan: Sigit Zulmunir Bandung vivanews
March 9, 2009 by pemiluindonesia.com
Di Palembang, Gaji Ke-13 PNS Mulai Dicairkan

PALEMBANG SURYA Online - Gaji ke-13 untuk 18 ribu pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), hari ini, Selasa (16/6), hari ini (Selasa 16/6), mulai dicairkan.
Kepala Bagian Keuangan Pemkot Palembang, Hoyin, di Palembang, mengatakan, “Mulai hari ini setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bisa mangajukan pencairan gaji ke-13.”
Untuk pembayaran gaji ke-13 tersebut bagian keuangan telah mengalokasikan dana sebesar Rp 50 miliar bagi 18 ribu PNS di lingkungan Pemkot setempat, katanya.
Menurut dia, proses pencairan gaji ke-13 tersebut tidak rumit hanya saja setiap SKPD harus mengajukannya ke bagian keuangan. “Dan bisa langsung diproses dalam waktu tidak lama,” tambahnya.
Hoyin juga mengatakan, PNS di lingkungan Pemkot Palembang tanpa kecuali akan mendapatkan jatah gaji ke-13 tersebut.
Begitu juga dengan PNS yang baru dilantik, yang jumlahnya disesuaikan dengan besaran gaji yang mereka peroleh setiap bulan, katanya.
Sementara itu, PNS di lingkungan Pemkot Palembang menyambut gembira rencana pencairan gaji ke-13 tersebut dan berharap bendahara SKPD mereka segera dapat mengurusnya.
Azwir (50), PNS yang bertugas di Sekretariat Daerah Kota Palembang mengaku akan memanfaatkan gaji ke-13 tersebut untuk menambahi biaya pernikahan putra sulungnya.
“Saya berharap uang yang didapat dari gaji ke-13 dapat disimpan untuk kemudian dimanfaatkan sebagai tambahan biaya pernikahan anak saya,” katanya.
Kebijakan pemerintah membayarkan gaji ke-13 sangat membantu, tambah Azwir, di mana dananya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan termasuk menambah dana pernikahan anak.
Untuk PNS yang masih memiliki anak yang bersekolah tentunya dana tersebut sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan berbagai keperluan sekolah yang harganya cenderung meningkat di awal tahun ajaran baru, ujarnya. ant
Selasa, 16 Juni 2009 10:08 WIB Posts by: Sugeng Wibowo

01 Mei 2009

Mulai 2009 Tidak Ada Ujian Nasional Penerimaan PNS
Solo (ANTARA News) - Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Taufiq Effendi mengatakan mulai tahun 2009, sudah tidak ada lagi ujian nasional untuk penerimaan pegawai negeri sipil (PNS).

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi mengatakan hal itu pada “Workshop Best Practices Reformasi Birokrasi Dalam Rangka Percepatan Pembangunan daerah” di Solo, Rabu.

“Mulai tahun 2009 sudah tidak ada lagi ujian nasional penerimaan PNS dan gantinya untuk penerimaan PNS ini berdasarkan kebutuhan dan usulan dari para bupati/wali kota yang bisa mengusulkan sendiri-sendiri disampaikan kepada Menpan,” katanya.Ia meminta kepada para bupati/wali kota dalam mengajukan permintaan untuk memenuhi kebutuhan PNS juga harus sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Menurut menteri, selama ini ada permintaan pegawai baru di daerah-daerah yang palsu, karena setelah dicek di lapangan banyak bupati/wali kota tidak mengajukan permintaan itu

“Ada suatu daerah yang mengajukan permintaan pegawai baru 400 orang, tetapi setelah dicek di lapangan 100 formasi yang diajukan itu orangnya tidak ada,” kata taufiq Effendi sambil menambahkan agar para bupati/wali kota berhati-hati dalam menangani persoalan ini.
Mengenai tenaga honorer yang akan diangkat menjadi PNS, ia mengatakan, diharapkan sesuai target tahun 2009 semuanya sudah selesai. Ini artinya untuk tahun 2007 dan 2008 ujian nasional penerimaan untuk rekturmen pendaftaran seleksi cpns/ pns masih diadakan.

Ia mengatakan, setelah itu juga terus diikuti penataan, karena sampai saat ini masih banyak PNS yang hanya menumpuk di suatu bidang saja. Untuk PNS yang menumpuk itu nantinya akan dipecah atau disalurkan di tempat lain seperti petugas penyuluh lapangan (PPL) Pertanian, KB dan lain-lain.(*)

30 April 2009

Guru Bantu Bakal Dilimpahkan ke Pemda










Rabu, 26 November 2008

SERANG – Guru bantu (GB) yang belum diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) sampai akhir tahun 2009 akan dilimpahkan kepada pemerintah daerah.

Demikian diungkapkan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Banten Muhamad Nur saat dihubungi Radar Banten, Senin (24/11) sore. Kata Nur, hal tersebut merupakan salah satu poin dalam surat edaran Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan (PMPTK) tentang Pengangkatan Guru Bantu Sementara menjadi CPNS Tahun 2008.

Edaran tertanggal 23 September 2008 ini ditujukan kepada bupati/walikota di seluruh Indonesia. “Dilimpahkan ke pemda karena program pengangkatan guru bantu oleh pemerintah pusat selesai tahun 2009,” jelas Nur.

Seperti dijelaskan dalam edaran Dirjen PMPTK, honor GB sementara yang dialokasikan dalam APBN melalui DIPA Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) LPMP masing-masing provinsi, dialokasikan hingga tahun 2009. Karena itu, honor guru bantu sementara yang belum dingkat menjadi CPNS sampai dengan akhir tahun 2009, tidak dialokasikan lagi pada DIPA LPMP tahun 2010 dan dilimpahkan kepada pemerintah daerah/kota masing-masing.

Di kantornya, Kepala Sub-Bidang Data dan Formasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Serang Ujang Supriyadi menyebutkan, dari 4.749 guru bantu yang direkrut Departemen Pendidikan Nasional dan dilaksanakan oleh masing-masing daerah pada 2003 lalu, sebanyak 4.343 guru bantu telah diangkat menjadi pegawai negeri sipil. “Sisanya 406 orang sedang dalam proses. Kita telah mengirimkan datanya kepada Badan Kepegawaian Nasional (BKN) sejak akhir 2007,” ungkap Ujang, Senin (24/11).

Kata dia, BKD Kabupaten Serang selalu berkoordinasi dengan BKN terkait masalah GB. “Tapi memang belum ada jawaban. Kita sudah sering menanyakan hal tersebut,” kilahnya.

Mengenai edaran Dirjen PMPTK, Ujang mengatakan, surat edaran tersebut merupakan angin segar bagi BKD. “Mudah-mudahan semua sisa GBS bisa terangkat sebelum 2009,” ungkapnya. Ia menambahkan, BKD hanya tinggal menunggu formasi dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan). “Karena kita hanya merealisasikan sisanya yang tinggal 406 guru bantu,” tuturnya.

Forum Komunikasi Guru Bantu (FKGB) Banten, Senin (24/11), melakukan pertemuan. Mereka menegaskan kepada pemerintah daerah untuk memberikan hak dan kewajiban guru bantu. “Agar kita bisa melaksanakan tugas kita dengan tenang,” ungkap Ketua FKGB Banten Dedi Supriadi. Menurutnya, masih ada sekitar 789 guru Bantu di Banten yang belum terangkat menjadi CPNS.

Untuk itu, apabila BKD se-Provinsi Banten tak merealisasikan surat edaran yang dikeluarkan Depdiknas terkait pengangkatan GBS menjadi CPNS, GB akan turun aksi untuk mempertanyakan nasib mereka. “Kita ingin ada transparansi di pemda, baik itu BKD mapun Dindik,” tegas Dedi.

Sumber : www.radarbanten.com

21 April 2009


Film ini menggambarkan perjuangan orang kecil yang rindu naik haji.

Mak menundukkan kepala, merayapi daster batik kusam yang dipakainya. Tidaklama, sebab satu pikiran mencerahkan wajah perempuan itu lagi.“Masjidnya bagus di sono ya, Zen? Lampunya banyak,” Mak terkekah.“Eh, berape sekarang ongkosnya, Zen?”“ONH biasa atau plus, Mak?”Mak tertawa. Beberapa giginya yang ompong terlihat.“Kagak usah plus-plusan. Mak kagak ngerti.”“Kalo kagak salah dua ribu tujuh ratusan.”“Murah itu!”Kali ini Zen tertawa.“Pakai dolar itu, Mak. Kalau dirupiahin mah dua puluh tujuh jutaan.”Suara riang Mak kontan meredup, “Dulu sih kita punya tanah. Tapi keburu dijualwaktu Bapak sakit.”Beberapasaat Mak hanya menghela napas panjang. Suaranya kemudian terdengarseperti bisikan, “Mak pengin naik haji, Zen. Pengin.”

Begitulah sepenggal potongan cerpen karya Asma Nadia yang berjudul Emak InginNaik Haji. Sebuah cerpen yang menggambar kesediahan seorang wanita tua (Emak) yangtidak mampu mengumpulkan segepok uang bekal naik haji. Sementaraanaknya, Zein, merasa menjadi pecundang seumur hidup karena tidak bisamewujudkan mimpi Emaknya itu.
Karena kekuatan ceritanya itu, cerpen yang dibuat pada tahun 2007 ini lantas digubah ke skenario filmlayar lebar oleh Aditya Gumay dan Adenin Adlan. Aditya pula yangmenyutradarainya. Didi Petet, Reza Rahardian (Zein), Aty Kanser (Emak),Ustad Jeffri, dan Nini El Karim dipercaya sebagai pemain. Kini shooting sedangdilakukan di Jakarta, dan akan berlanjut di Pelabuhan Ratu dan Mekkah.

Dari sudut pandang Asma, kisah Emak dalam cerpen tersebut merupakan salahsatu bentuk gambaran ketimpangan umat Islam Indonesia dalam melaksankanrukun kelimanya. “Ada orang yang susah sekali naik haji tapi ada jugaorang yang berkali-kali naik haji,” ujarnya.
Karena permasalahan sosial itu, Asma sudah sejak lama menginginkan sebuah karya tulis yangbertema haji. Lama keinginan itu terpendam hingga pada tahun 2007Majalah Nur memintanya menulis sebuah cerpen tentang haji.
Permintaan itu datang sekitar satu bulan sebelum Asma benar-benar naik haji. Diadiberikan waktu lima hari untuk menyelesaikan cerpen tersebut. Namun,karena merasa kurang cocok dengan hasil yang dia buat, Asma memintatambahan waktu lagi.
Segala upaya dia curahkan untuk membuat satu buah cerpen itu. Dia bahkan melakukan riset tentang cara-cara orang naik haji. Dia mendapatkan kenyataan bahwa ada tarif naik hajidengan pelayanan biasa saja, tetapi ada pula yang dengan tarif sangatmahal dan fasilitas yang luar biasa.

Pengalaman

Bagi sebagian orang, naik haji bukan masalah besar, tapi ada sebagian orangyang harus bersusah payah mengumpulkan uang untuk naik haji. Pengalamaninilah yang juga dirasakan Asma ketika menetapkan hati untukmelaksanakan rukun Islam yang kelima itu.
Pada awalnya dia hendak naik haji sendiri, namun sang suami kemudian terdorong untukikut naik haji. Tapi, uang yang mereka miliki belum cukup. Asma bahkansempat menawarkan bantuan kepada biro perjalanan haji untuk membuatkan leaflet,brosur atau foto-foto cantik asalkan dia bisa mendapatkan potongan harga untuknaik haji.
Namun, biaya naik haji makin membumbung tinggi sehingga sulit untuk dijangkau.“Tapi berkat Allah saya dan suami bisa juga naik haji sampai suamibilang kita kira haji itu kita yang bayar tapi ternyata Allah yangbayar. Pokoknya nabung dan diniatin untuk haji meski cuma seribu perakper hari,” ungkapnya.
Ketika sedang berada di tanah suci Asma juga menyaksikan bahwa cerpen yang dia buat itu bisa sangatmenggambarkan perjuangan orang-orang yang merindukan naik haji. Asmabertemu dengan sepasang kakek nenek yang usianya sudah mendekati 80tahun. Mereka sudah berada di tanah suci sejak bulan Ramadhan.
Untuk bertahan hingga bulan haji mereka memasang tenda kecil sekadar untukberteduh. Mereka berangkat dengan usaha sendiri tanpa menggunakan paketONH karena tidak bisa menunggu lagi, karena sudah uzur.
Aditya Gumay sang sutradara merasa bahwa fenomena yang terjadi tentang hajiini dialami banyak orang sehingga patut untuk diangkat dalam sebuahfilm. Saat ini tim produksi sedang sibuk melakukan shooting di beberapawilayah di Jakarta dan sekitar pulau Jawa. rosyid nurul hakim

Persiapan yang Unik

Sebelum Aditya Gumay mendapatkan izin dari Asma Nadia untuk mengangkat cerpenEmak Ingin Naik Haji ke layar lebar, dia sudah melakukan persiapan, penulisanskenario dan pembelian properti.

Keyakinan Aditya itu berawal ketika pertama kali membaca cerpen itu padapertenghan tahun 2008. Saat menghadiri acara perpisahan TK Al Ahzar diTaman Mini, dia mendapat sebuah goody bag berisi majalah-majalah lama. Salahsatunya adalah Nur terbitan Desember 2007.
Saat membuka-buka majalah itu, matanya terpaut pada cerpen tersebut. Ketikaselesai membacanya, hatinya tersentuh. “Saya bahkan sudah mendapatkan passion,keharuan dan sentuhannya untuk diangkat dalam bentuk film,” ujarnya.

Dalam benaknya dia membayangkan perjuangan seorang anak untuk membahagiakanemaknya. Banyak sekali orang yang ingin menghajikan orang tuanya, tapitidak memiliki dana. “Film ini mewakili begitu banyak impian anak yangingin membahagiakan orang tuanya,” jelasnya.
Karena sudah mendapat gambaran utuh tentang film yang bakal dibuatnya itu, Adityaberani membeli berbagai properti yang cocok ketika dia dan ibunya umrohpada Agustus 2008 lalu. “Padahal waktu itu saya belum ketemu Asma,”katanya.
Selain itu, pada bulan desember 2008 dia sudah menggarap skenario film inibersama dengan Adenin Adlan.

Jauh hari sebelumnya, Aditya sebenarnya sudah berusaha mencari nomor teleponsang penulis. Tetapi ketika nomor itu baru saja didapatkan, ternyata handphoneAsma Nadia hilang sehingga nomor itu menjadi tidak berguna.

Enam bulan kemudian, dari seorang rekan, dia mendapatkan nomor kontak sangpenulis. Mereka akhirnya bertemu setelah skenario dan beberapapersiapan awal untuk pembuatan film sudah selesai. “Saya bahkanlangsung ditodong kontrak kerja padahal baru ketemu,” ujar Asma Nadia.kim

Shooting Penuh Kemudahan

Ketika memulai shooting, Asma merasakan semangat dari setiap kru dalam timproduksi Emak Ingin Naik Haji. Mereka merasa mendapatkan jiwa yang berbedaketika menggarap film ini. “Ada semacam syiar di dalamnya,” ujarnya.
Bagi Aditya, shooting yang masih berjalan ini banyak mendapatkan kemudahan.Salah satunya ketika kru kesulitan untuk mendapatakan lokasi shootingyang bisa menggambarkan keadaan yang sesuai dengan cerita. Sebuah rumahkumuh milik Emak yang bersebelahan dengan rumah mewah tempat sangjuragan haji.
Berhari-hari lokasi itu dicari namun sulit untukdtemukan. “Karena umumnya rumah orang kaya di komplek elit, sedangkanrumah orang miskin di tempat kumuh. Jadi cukup sulit mendapatkan lokasiyang pas,” ujarnya.
Kemudahan tiba-tiba saja muncul ketika seorang temannya menawarkan rumah besar dan rumah kontrakan miliknya. Rumah kontrakan kecil berderet mirip bedengan itu tepat berhadapandengan rumah besar sehingga bisa menjadi lokasi yang cocok. Seketika,kru langsung bergerak untuk mendandani rumah kontrakan itu agar semiripmungkin dengan gambaran dalam cerpen.

Rumah kontrakan yang sebelumnya berdinding tembok dan berlantai keramik, dipermak sedemikanrupa sehingga menjadi kawasan kumuh. Aditya bersama kru artistik banyakberburu barang-barang bekas sebagai pengisi rumah Emak.
Selain itu, dia juga mencari kayu-kayu bekas untuk menutup semua tembok sertamengganti ubin keramik. “Soalnya kita mau membuat rumah ini terlihatkumuh dan menjadi bangunan kayu,” ujarnya.

Aditya mengharapkan semua kemudahan itu akan terus terjadi dalam proses shootingyang dijadwalkan selama 20 hari — 15 hari di jakarta, satu hari diPelabuhan Ratu, dan sisanya di Mekkah. “Di Mekkah kita mau mengambilmontase perjalan emak yang akhirnya terwujud. Kita bakal berangkat saatumroh. Kita ingin mendapat gambar orang saat sholat yang mengeruminiKabah,” ujarnya.
Selama lima hari shooting di tanah suci itu, Aditya sudah memperhitungkan segala situasi termasuk bawaan peralatan pengambilan gambar yang diusahakan tidak terlalu banyak dan jugamasalah perizinan.

Hal Unik dalam Film

- Skenario film ini sudah jadi sebelum meminta izin dari sang penulis cerpen,Asma Nadia.- Cerita dalam cerpen Emak Ingin Naik Haji berbeda dari biasanya. Dengan jumlahhalaman yang sedikit cerpen ini bersifat multi tokoh dan multi konflik..- Asma terinspirasi model penceritaan itu seusai menonton film Babel yangdiperankan Brad Pitt, yang berisi banyak tokoh dan cerita namun akhirnya salingberhubungan.- Ada kejadian yang tidak dapat dilupakan Asma ketika shooting di sebuah rumahsakit. Sebuah sejadah kecil yang digunakan untuk sholat ditempeli tulisan BatasSuci agar orang-orang tidak sembarangan lewat.-Teknologi yang digunakan lebih murah tetapi kualitas yang dihasilkanbisa maksimal. Tim produksi hanya menggunakan kamera digital. kim (-)

16 April 2009


Pandeglang Alami Stagnasi, Kabupaten Serang Gamang

Jumat, 19-Desember-2008, 07:32:20

Laporan Akhir Tahun Bidang Pemerintahan

Terkuaknya kasus dugaan suap yang menerpa anggota DPRD dan Bupati Pandeglang menjadi sorotan masyarakat di tahun 2008. Karena kasus ini, terjadi stagnasi pemerintahan di Pandeglang, karena tiga pimpinan DPRD tidak bisa melaksanakan tugas setelah mendekam di rumah tahanan.
Kasus dugaan suap diduga dilakukan Pemkab Pandeglang untuk melicinkan pinjaman pemkab ke Bank Jabar Cabang Pandeglang sebesar Rp 200 miliar. Meski pinjaman itu dilakukan akhir 2006 silam, namun kasus dugaan penyuapan itu terungkap pada awal 2008. Tak ayal, publik terbelalak dengan fakta tersebut. Wakil Ketua DPRD Pandeglang Bidang Pembangunan Aris Turisnadi yang secara terang-terangan mengungkap dugaan suap tersebut.
Bahkan, kader PDIP ini mengembalikan uang Rp 60 juta kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Pandeglang pada 25 Mei 2008. Ia mengaku, uang itu diperoleh dari Wakil Ketua DPRD Pandeglang Bidang Keuangan Wadudi Nuhasan. Pengembalian uang itu sebagai modal utama bagi Kejari untuk mengusut kasus dugaan suap. Saat itu, Aris Turisnadi sedang menjalani hukuman karena kasus dugaan korupsi kredit usaha tani (KUT). Tak lama kemudian, sejumlah anggota dewan lainnya turut mengembalikan uang yang diduga suap seperti Akhmad Baehaki, Asep Saefudin, Akhsan Sukroni, ME Kosasih, Ade Permana Suta, Sri Hidayati, Rosid, dan Yuliana Balfas. Lantaran banyaknya tekanan bahkan ancaman kepada Kejari, akhirnya kasus tersebut ditangani oleh Kejati Banten.
Tak lama kemudian, Kejati Banten menahan empat tersangka dalam kasus ini yakni Ketua DPRD Pandeglang HM Acang (Golkar), Wakil Ketua Wadudi Nurhasan (PPP), mantan Kepala BPKD Pandeglang Abdul Munaf, serta mantan Kepala Seksi Perkreditan dan Pemasaran Bank Jabar Pandeglang Dendy Darmawan. Dengan demikian tiga pimpinan DPRD Pandeglang resmi ditahan. Ditahannya pimpinan DPRD itu berimbas terhadap seluruh instansi pemerintahan di Pemkab Pandeglang. Karena, pada saat yang bersamaan akan dilakukan pembahasan APBD perubahan 2008 dan RAPBD tahun 2009. Perlahan tapi pasti, stagnasi pemerintahan pun kian terasa di seluruh instansi. Contoh kecil, pembayaran rekening listrik nunggak, bahkan Sekretariat DPRD tidak mampu membayar biaya telepon. Yang lebih geli lagi adalah Sekretariat DPRD tak mampu membayar uang langganan koran. Bahkan hingga saat ini, Panitia Anggaran Legislatif (PAL) dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) belum bisa membahas APBD perubahan tahun 2008 dan RAPBD tahun 2009 karena pengesahan anggaran itu harus ditandatangani pimpinan dewan, sementara pimpinan dewan ditahan. Bahkan berkali-kali, sejumlah anggota PAL dan TAPD melakukan konsultasi ke Depdagri dan Gubernur tetapi sia-sia. Memang kasus yang terjadi di Pandeglang itu unik alias baru pertama kali di Indonesia. Karena tidak ada aturan baik dalam undang-undang maupun tata tertib DPRD yang mengatur pergantian ketika seluruh pimpinan DPRD berhalangan tetap. Sebenarnya, pembahasan APBD perubahan 2008 dan RAPBD 2009 bisa dilakukan bila pimpinan dewan yang ditahan itu legowo mengundurkan diri dari jabatannya atau keanggotaan DPRD. Tetapi tampaknya mereka bersikukuh tidak mau mundur. Bila mereka mundur maka ada aturan di tata tertib DPRD akan memilih pimpinan definitif sehingga bisa memroses pembahasan dan tanda tangan perda atau aturan yang berkaitan dengan anggaran. Memang pernah Aris Turisnadi membuat surat pengunduran diri dari jabatannya tetapi surat itu dicabut kembali dengan alasan anggota Fraksi PDIP tidak kompak. Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah mengatakan, bila pembahasan anggaran tidak bisa dilakukan, karena pimpinan dewan sedang ditahan akan mengeluarkan peraturan bupati (perbup). “Perbup itu bisa dikeluarkan tetapi nanti dikonsultasikan dulu ke gubernur,” ujarnya.
GAMANG DI SERANG
Sementara itu, pemekaran Kota Serang dari wilayah Kabupaten Serang rupanya membuat kegamangan di pejabat teras Pemkab Serang sebagai kabupaten induk. Betapa tidak, sekali tepuk saja, Pemkab Serang harus kehilangan 3.300 pegawainya karena dialihtugaskan atau dilimpahkan ke daerah pemekaran baru itu. Hal itu diakui Samsudin, Kepala Bidang Pengembangan Karir dan Pembinaan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Serang. “Mereka pindah atas kemauannya sendiri,” kata Samsudin.
Kendati demikian, kata Samsudin, pelayanan masyarakat tidak terpengaruh meski ada pegawai yang pindah ke Pemkot. “Pelayanan berjalan normal seperti biasanya,” akunya. Sementara itu, dari sisi keuangan, pemekaran Serang telah memengaruhi APBD 2009. Jika pada tahun 2008 APBD mencapai 1,1 triliun kini hanya Rp 868 miliar karena pada tahun 2009 mendatang sudah dilakukan pemisahan pendapatan antara Kabupaten dan Kota Serang. Untuk bantuannya sendiri, menurut anggota Panitia Anggaran Legislatif (PAL) DPRD Kabupaten Serang Najib Hamas, di tahun 2008 Pemkab telah memberikan bantuan miliaran rupiah, yang terdiri dari bantuan keuangan sebesar Rp 10 miliar, alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur yang lokasinya ada di Pemkot sebesar Rp 40 miliar. Bantuan tunjangan pegawai sebesar Rp 14 miliar, bantuan operasional proses pembentukan Kota Serang sebesar Rp 400 juta. “Untuk 2009, sudah ada pengelolaan pendapatan mandiri yang akan dilakukan Pemkot Serang,” ujarnya.
Terkait penyerahan aset daerah, saat ini masih dalam pembahasan karena menunggu kesiapan Pemkot Serang. “Sebetulnya, secara otomatis aset pemkab yang berada di wilayah Kota Serang sudah menjadi milik pemkot. Hanya saja, penyerahan secara resminya belum dilakukan,” kata Zaenal Abidin Afifi, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Serang. Kendati demikian, sudah ada beberapa aset yang sudah dikelola oleh pemkot di antaranya kantor kecamatan, kelurahan, dan sekolah-sekolah. “Ke depan memang semua aset harus dikelola Pemkot,” ujarnya. Kasubag Inventaris Bagian Kekayaan Daerah Setda Kabupaten Serang Iskandar mengatakan, penyerahan aset pemkot secara resmi akan dilakukan. “Untuk waktunya kita belum tentukan, tapi yang jelas aset pemkot yang ada di pemkab memang sudah pasti akan diserahkan,” ujarnya. (adj/kar)

12 April 2009

Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil


Pendidikan dan pelatihan PNS yang selanjutnya disebut DIKLAT adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.
Diklat Bertujuan :

  1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;

  2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan;

  3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;

  4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.


Sasaran Bertujuan :
Sasaran Diklat adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.
Jenis dan Jenjang DIKLAT
Diklat Prajabatan
Diklat Dalam Jabatan